Berita

Dirut Mengungkapkan Tantangan Pandemi Ke BPJS Kesehatan

599
×

Dirut Mengungkapkan Tantangan Pandemi Ke BPJS Kesehatan

Sebarkan artikel ini

gawoh.com – Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan terdapatnya tantangan dalam pemakaian Program Jaminan Kesehatan Nasional( JKN) di masa Pandemi COVID-19. Salah satu tantangannya merupakan BPJS Kesehatan dituntut buat menyesuaikan diri pelayanan memakai ekosistem digital.

Guna mengestimasi perihal tersebut, BPJS sudah berbenah tingkatkan pelayanan ekosistem digital dalam pelayanan program JKN di tiap titik layanan partisipan( Customer Journey).

“Pandemi COVID-19 yang mengakibatkan degradasi dalam berbagai sektor, justru dijadikan peluang oleh BPJS Kesehatan untuk mengembangkan dan memantapkan implementasi sistem teknologi informasi demi menciptakan jaringan ekosistem kesehatan digital yang kuat,” Pada keterangan tertulis, Kamis 14 Juli 2022.

“Pandemi juga nyatanya mendorong penggunaan teknologi baru, dan mempercepat revolusi sistem kesehatan terutama dalam layanan Program JKN,” lanjut dia dalam Asean Social Security Association (ASSA) High Level Meeting 2022-Social Protection in the Post Pandemic Recovery, di Sanur, Bali.

Pelayanan yang BPJS tingkatkan adalah mengoptimalisasi pemanfaatan aplikasi Mobile JKN. Saat ini, peserta sudah bisa merasakan kemudahan berbagai layanan program JKN dengan satu pintu.

Layanan program yang ada dalam aplikasi berbentuk data serta administrasi partisipan, pergantian informasi, pembayaran iuran( Autodebet serta REHAB untuk yang menunggak iuran), data sarana kesehatan, layanan antrian online di Sarana Kesehatan Tingkatan Awal( FKTP) ataupun Sarana Kesehatan Referensi Tingkatan Lanjut( FKRTL), konsultasi secara online, serta melaksanakan skrining kesehatan.

“Sebagai bagian dari e-Health, pemanfaatan Mobile JKN ini bisa dikatakan sebagai bentuk tatanan ekosistem digital kesehatan yang mengutamakan keterlibatan peserta secara mandiri dan mendorong peserta lebih aware terhadap kesehatan diri. Lebih jauh e-Health memiliki potensi ke depan dalam menyederhanakan prosedur administrasi peresepan obat-obatan secara elektronik,” Ujar Ghufron.

Tidak hanya tingkatkan sistem pelayanan Mobile JKN, BPJS Kesehatan sudah meluncurkan sebagian layanan administrasi partisipan tanpa tatap muka antara lain, Pelayanan Administrasi Lewat Whatsapp( PANDAWA), Chat Assistant JKN( CHIKA), serta BPJS Kesehatan Care Center 165. BPJS pula sudah memperbaharui sarana kesehatan semacam display ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, display data agenda pembedahan rumah sakit, pengembangan digitalisasi proses kredensialing, serta pengajuan dan verifikasi klaim COVID- 19.

“Tentu berbagai inovasi layanan kesehatan digital ke depan di masa pasca pandemi akan terus berkembang serta tantangan tersendiri. Terlebih transisi dari pandemi ke endemik akan berdampak pada pergeseran perilaku peserta kembali, sehingga diperlukan strategi untuk menghadapi hal tersebut,” Kata Ghufron.

Walaupun bermacam pelayanan terus dikembangankan buat kemudahan pelayanan partisipan JKN, tetapi tantangan lain yang dialami merupakan teknologi data yang mencukupi serta sokongan jaringan internet di tiap daerah masih belum optimal. Tidak hanya itu, tantangan berikutnya merupakan pergantian sikap partisipan dalam mengakses layanan kesehatan pula hendak hadapi perpindahan Kerutinan baru.

Ghufron pula menyoroti tantangan dalam pengelolaan Program JKN pasca pandemi spesialnya akibat pembiayaan program di masa mendatang. Terlebih bila bayaran pelayanan penderita COVID- 19 dibebankan pada program JKN. Pembiayaan ini diucap memerlukan strategi spesial mengingat bayaran pelayanan kesehatan tercantum bayaran penderita COVID- 19 yang dibayarkan hadapi peningkatan menggapai Rp 128, 6 triliun pada tahun 2020 serta Rp 161, 8 triliun pada tahun 2021.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *