LifestyleTeknologi

Penemuan Kerangka Manusia 16.000 Tahun di Lembah Nenggiri, Malaysia, Ungkap Kehidupan Pra-Sejarah

240
×

Penemuan Kerangka Manusia 16.000 Tahun di Lembah Nenggiri, Malaysia, Ungkap Kehidupan Pra-Sejarah

Sebarkan artikel ini

Gawoh.com – Lembah Nenggiri, Sebuah penemuan luar biasa dari gua-gua kapur di Lembah Nenggiri, Malaysia, telah mengungkap sejarah kehidupan pra-sejarah yang tersembunyi selama ribuan tahun. Dalam proses penggalian yang dilakukan antara Maret 2022 hingga Oktober 2023, tim arkeolog dari Universitas Nasional Malaysia berhasil menemukan kerangka manusia yang diperkirakan berusia hingga 16.000 tahun. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang kebudayaan purba di Asia Tenggara dan memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat pra-Neolitikum.

Lembah Nenggiri, yang terletak 215 kilometer dari Kuala Lumpur, akan menjadi lokasi proyek pembangunan waduk tenaga air dengan kapasitas 300 megawatt. Waduk seluas 53 kilometer persegi ini akan menenggelamkan situs arkeologi penting, termasuk gua-gua yang mengandung jejak-jejak peradaban purba. Sebelum area ini tenggelam, para arkeolog telah menyelamatkan 16 kerangka dari 13 gua berbeda, beberapa di antaranya dalam posisi tertekuk, yang menjadi ciri khas penguburan pra-Neolitikum.

Selain kerangka, lebih dari 71.000 artefak, termasuk alat-alat batu, perhiasan, dan pecahan tembikar, juga ditemukan. Artefak-artefak ini memberikan wawasan berharga tentang kehidupan dan budaya masyarakat pra-sejarah yang mendiami wilayah Asia Tenggara, termasuk kebudayaan Hoabinhian yang menyebar dari Cina barat daya hingga Indonesia.

Namun, pembangunan waduk ini juga menghadirkan tantangan bagi masyarakat adat Orang Asli yang tinggal di sekitar lembah, yang khawatir akan kehilangan tanah leluhur mereka. Meski demikian, proyek ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi, termasuk pembukaan 2.000 lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat.

Penemuan di Lembah Nenggiri ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman kita tentang kebudayaan purba di wilayah Asia Tenggara sebelum situs tersebut tenggelam oleh air waduk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *