Infus multivitamin, atau dikenal juga sebagai terapi vitamin intravena (IV), kini semakin banyak diminati masyarakat. Prosedur ini mengklaim dapat memberikan energi instan, meningkatkan daya tahan tubuh, hingga mempercepat pemulihan setelah sakit. Vitamin dan mineral disalurkan langsung ke dalam aliran darah melalui infus, melewati saluran pencernaan sehingga dianggap lebih efektif oleh sebagian orang.
Namun, di balik popularitasnya yang kian meningkat, muncul pertanyaan penting: apakah infus multivitamin benar-benar efektif dan aman bagi semua orang?
Digunakan dalam Dunia Medis dengan Indikasi Spesifik
Terapi infus multivitamin pada dasarnya bukanlah tren baru. Dalam praktik medis, prosedur ini sudah lama digunakan untuk kondisi-kondisi tertentu yang mengharuskan pemberian nutrisi melalui jalur intravena. Contohnya, pasien yang mengalami gangguan penyerapan nutrisi di usus, penderita malnutrisi berat, pasien pasca-operasi besar, atau mereka yang sedang menjalani pengobatan intensif seperti kemoterapi.
Dalam skenario semacam ini, infus multivitamin menjadi bagian dari perawatan klinis yang bertujuan menjaga keseimbangan nutrisi tubuh. Cairan infus biasanya mengandung campuran vitamin B kompleks, vitamin C, dan elektrolit penting lainnya, yang semuanya bekerja untuk mendukung fungsi tubuh secara optimal.
Tidak Dianjurkan untuk Individu Sehat
Di luar ranah medis, tren penggunaan infus multivitamin di klinik kecantikan dan pusat kebugaran mulai marak. Banyak orang sehat mencobanya karena tertarik dengan klaim peningkatan energi atau efek revitalisasi tubuh yang instan. Sayangnya, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung efektivitas infus multivitamin bagi individu tanpa masalah kesehatan.
Institusi kesehatan terkemuka seperti Mayo Clinic dan Johns Hopkins Medicine menyatakan bahwa bagi orang sehat, kebutuhan vitamin harian sudah bisa terpenuhi lewat pola makan seimbang dan suplemen oral jika diperlukan. Mengandalkan infus multivitamin tanpa alasan medis yang jelas justru bisa menimbulkan efek samping, terutama jika dilakukan berulang tanpa pengawasan tenaga kesehatan.
Risiko dan Efek Samping yang Perlu Diwaspadai
Seperti prosedur medis lainnya, infus multivitamin tidak lepas dari potensi risiko. Meski terlihat sederhana, terapi ini melibatkan penetrasi pembuluh darah, yang berarti ada kemungkinan infeksi di titik suntikan jika sterilisasi tidak dilakukan secara sempurna. Selain itu, reaksi alergi terhadap zat dalam cairan infus juga bisa terjadi.
Pemberian dosis tinggi vitamin tertentu, misalnya vitamin B6, dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf jika dilakukan secara berlebihan dan terus-menerus. Sementara vitamin C dalam dosis besar telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu ginjal. Ginjal dan hati pun berpotensi terbebani karena harus memproses kelebihan zat yang tidak dibutuhkan tubuh.
Dibandingkan Suplemen Oral: Mana yang Lebih Baik?
Bagi mayoritas orang yang sehat, suplemen oral masih menjadi pilihan terbaik. Selain lebih aman dan terjangkau, vitamin dari suplemen maupun makanan akan diserap tubuh sesuai kebutuhan. Tubuh manusia memiliki kemampuan untuk mengatur penyerapan zat gizi melalui sistem pencernaan, sesuatu yang tidak terjadi saat vitamin diberikan langsung lewat infus.
Dari sisi ekonomi, infus multivitamin jelas membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Satu sesi terapi bisa mencapai ratusan ribu hingga jutaan rupiah, tergantung dari jenis vitamin yang digunakan dan tempat pelaksanaannya. Dengan manfaat yang belum terverifikasi secara menyeluruh untuk individu sehat, biaya ini patut dipertimbangkan secara matang.
Siapa yang Memang Membutuhkannya?
Infus multivitamin tetap memiliki tempat dalam dunia medis, terutama untuk pasien dengan kondisi kesehatan tertentu. Beberapa kelompok yang mungkin memerlukan terapi ini secara klinis antara lain:
- Pasien dengan gangguan penyerapan usus, seperti penderita Crohn’s disease atau sindrom usus pendek.
- Pasien pasca-operasi besar atau trauma berat, yang membutuhkan dukungan nutrisi tambahan untuk proses pemulihan.
- Orang dengan gangguan makan serius, termasuk anoreksia atau bulimia, yang menyebabkan defisiensi nutrisi parah.
- Penderita alkoholisme kronis, yang sering kali mengalami kekurangan berbagai jenis vitamin akibat pola makan buruk.
Dalam situasi tersebut, pemberian infus multivitamin dilakukan secara terkontrol oleh tenaga medis dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Perlu Pertimbangan Matang dan Konsultasi Dokter
Sebelum memutuskan untuk menjalani infus multivitamin, langkah paling bijak adalah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pemeriksaan kadar vitamin dalam darah serta riwayat kesehatan secara keseluruhan perlu dilakukan untuk menentukan apakah terapi ini benar-benar diperlukan.
Kini, Anda tidak perlu repot untuk mendapat saran medis. Aplikasi Halodoc memungkinkan Anda berkonsultasi langsung dengan dokter umum atau spesialis dari mana saja. Melalui layanan ini, Anda bisa mengetahui kondisi tubuh secara menyeluruh, termasuk apakah terapi infus merupakan pilihan tepat atau tidak.