NASA baru saja mengonfirmasi keberadaan medan listrik ambipolar yang menyelimuti Bumi, sebuah fenomena yang pertama kali dihipotesiskan lebih dari enam dekade yang lalu. Penemuan penting ini terungkap melalui misi Endurance, sebuah roket yang diluncurkan untuk mengukur potensi listrik global di atmosfer Bumi.
Menurut pernyataan resmi NASA, misi tersebut diluncurkan dari Ny-Ålesund, Svalbard, Norwegia, setelah sempat tertunda akibat cuaca ekstrem. Setelah menempuh penerbangan 20 menit dan mencapai ketinggian 477 mil (768 kilometer), Endurance mendarat di Laut Greenland, dan data yang dikumpulkan berhasil memverifikasi keberadaan medan listrik tersebut.
Medan listrik yang diukur menunjukkan perubahan potensial sebesar 0,55 volt—meski lemah, cukup signifikan untuk berperan dalam fenomena atmosfer, seperti angin kutub. Penemuan ini memberi wawasan baru mengenai bagaimana medan listrik Bumi mempengaruhi aliran partikel bermuatan dari atmosfer ke luar angkasa.
Medan ini bersifat ambipolar, yang berarti tarikan antara ion dan elektron terjadi dalam dua arah berbeda: ion mengarah ke luar angkasa, sementara elektron mengarah ke Bumi. Meski hanya memiliki kekuatan sebanding dengan baterai jam tangan, efeknya terhadap atmosfer dapat membantu menjelaskan evolusi planet, tidak hanya di Bumi tetapi juga di planet lain seperti Mars dan Venus.
Atmosfer Bumi yang unik kemungkinan berperan dalam mendukung kehidupan, sementara planet lain seperti Mars dan Venus mengalami nasib berbeda, mungkin karena medan listrik dan komposisi atmosfer mereka. Para ilmuwan berharap penemuan ini akan menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut terkait interaksi medan listrik dan atmosfer planet di Tata Surya.
Penemuan ini juga membuka jalan bagi pemahaman yang lebih dalam tentang proses yang memungkinkan evolusi planet dan mempertahankan kehidupan, menjadikannya tonggak penting dalam eksplorasi ruang angkasa.