Scrool Untuk Membaca
BeritaLifestyle

3 Keutamaan Bulan Syaban

1510
×

3 Keutamaan Bulan Syaban

Sebarkan artikel ini
Al Quran (sc:pexels)

Ulama telah mengingatkan kita bahwa untuk memperbanyak amalan ibadah seperti taubat di bulan Sya’ban ini, sebagaimana yang telah dicontohkan dengan indah oleh Nabi kita tercinta, Muhammad SAW dengan harapan dapat memaksimalkan amalan ibadah kita di bulan Ramadhan.

Setelah begitu banyak yang terjadi selama tiga bulan terakhir, waktu terasa berlalu begitu cepat bagi kita. Padahal kita baru memasuki bulan Maret. Namun dalam penanggalan Islam, kita telah tiba di bulan Sya’ban. Ini adalah salah satu bulan yang memiliki banyak makna bagi orang beriman. 

Berikut ini adalah 3 keutamaan Sya’ban yang mungkin belum Kamu ketahui:

1.  Sya’ban adalah bulan di mana amalan ditinggikan oleh Allah swt 

Nabi Muhammad saw bersabda:

لِكَ لُ النَّاسُ انَ الْأَعْمَالُ لَى الْعَالَمِينَ لِي ا ائِم

“Ini adalah bulan di mana orang cenderung lalai, antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan yang di dalamnya ditinggikan amal-amal kepada Tuhan semesta alam, dan aku suka ditinggikan amalanku ketika aku sedang berpuasa.”

(Sunan An-Nasa’i)

Rasulullah SAW meningkatkan ibadahnya dengan berpuasa lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya (selain Ramadhan). 

2.  Sya’ban adalah bulan diturunkannya ayat perintah ber sholawat

Sebagaimana dikutip oleh Imam Al-Qastallani dan Abu Dzar Al-Harawi, bahwa pada bulan Sya’ban turunnya ayat 56 dari Surat Al-Ahzab kepada Nabi muhammad saw. Oleh karena itu para Ulama senantiasa mengingatkan kepada kita untuk lebih memperbanyak doa dan sholawat atas Nabi kita muhammad saw berdasarkan ayat: 

للَّهَ لاَئِكَـتَهُ لُّونَ لَى لنَّبِيِّ ا لَّذِينَ اْ لُّواْ لَيْهِ لِّمُواْ لِيماً

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya melimpahkan doa mereka kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, perbanyaklah doa dan sholawat kepadanya.

(Surat Al-Ahzab, 33:56)

3. Perubahan kiblat pada tanggal 15 Sya’ban 

Selain itu, Al-Imam Ibn Katsir dalam Al-Bidayah Wan-Nihayah, menyebutkan mayoritas ulama berpandangan bahwa tanggal 15 Sya’ban juga merupakan tanggal terjadinya perubahan kiblat.

Kiblat bagi umat Islam pada periode awal Nabi awalnya menghadap Baitul-Maqdis, kota suci tempat Masjid Al-Aqsha berada sampai Allah swt kemudian menurunkan kepada Nabi tercinta-Nya muhammad sekitar 2 bulan setelah Hijrah:

لُّبَ السَّمَاءِ لَنُوَلِّيَنَّكَ لَةً اهَا لِّ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ا لُّوا

“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.”

(Surat Al-Baqarah, 2:144)

Semua makna dan peristiwa yang diberkahi yang terjadi di bulan Sya’ban ini juga dianggap sebagai bentuk penyemangat bagi kita untuk meningkatkan amal shaleh, seperti bangun untuk shalat malam (qiyamul lail), puasa, zikir, atau sesederhana membaca doa. 

Selain itu, ini juga memberi tahu kita bahwa bulan suci Ramadhan yang sangat dinanti-nantikan sudah dekat!

Berikut 3 manfaat yang dinanti-nantikan di bulan Sya’ban:

1.  Diberikan pengampunan

Meskipun sebagian besar riwayat tentang keutamaan Nisfu-Sha’ban dianggap lemah dalam ‘rantai riwayatnya’ (sanad), ada begitu banyak sehingga riwayat-riwayat ini saling menguatkan. Para ulama hadits seperti Imam At-Tirmizi, Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Ibnu Majah dan Imam At-Tabrani telah meriwayatkan hadits tentang malam yang penuh berkah ini. 

Orang-orang seperti Imam Taqiyuddin As-Subki, ulama Syafii terkemuka, telah menyebutkan berbagai nama untuk menandakan malam yang diberkati ini. Nama-nama tersebut adalah Laylatul Mubarakah (Malam yang Diberkati) – Laylatu Takfier Zunub (Malam Penghapus Dosa) – Laylatul Bara’ah (Malam Pembebasan dari Api Neraka) – dan Laylatul Ghufran (Malam Pengampunan). Nabi kita tercinta Muhammad saw bersabda:

لع الله لى لقه ليلة النصف ان لجميع لقه لا لمشرك احن

“Allah memandang ciptaan-Nya pada malam kelima belas Sya’ban dan kemudian mengampuni semua kecuali dua jenis orang: mereka yang menyekutukan Allah (syirik) dan mereka yang memiliki dendam di hati mereka untuk sesama Muslim.”

(HR.Imam At-Tabrani dan Imam Ibnu Hibban)

Tentunya ini adalah kesempatan bagi kita yang mencari pengampunan-Nya. Bayangkan kekurangan atau perbuatan kita yang membuat kita malu untuk diampuni. Penting juga untuk dicatat bahwa pengampunan hanya diberikan kepada mereka yang menjernihkan hati mereka dari menyekutukan Allah (syirik) dan kepada mereka yang tidak memiliki dendam atau kebencian yang kuat terhadap orang lain.

Jika seseorang merasa sulit untuk membersihkan hatinya dari dendam, maka kita disarankan untuk mencoba memaafkan orang lain, sebaik mungkin. Ulama akan mengingatkan kita untuk memaafkan orang lain dengan membuat doa untuk orang lain. Semoga Allah memberi kita hati yang bersih dan tenang.

2.  Semoga doa dan harapan tulus kita terkabul

Beberapa nama yang juga disebut-sebut untuk menggambarkan malam yang penuh berkah ini adalah Lailatul Ijabah (Malam Penggenapan) dan Lailatul Rahmah (Malam Rahmat). Ibnu Umar, sahabat dan ulama ra berkata:

ليال لا الدعاء: ليلة الجمعة، ل ليلة ليلة النصف ان، ليلتا العيد – ليلة الفط، ليلة النحر

Lima malam yang tidak tertolak sholat didalamnya: Malam Jum’at (Kamis malam), Malam Pertama Rajab, Malam Nisfu Sya’ban, Dua Malam Idul Fitri – Malam Pertama Hari Raya Aidilfitri dan Aidiladha.

(HR.Imam Al-Baihaqi)

Dalam riwayat lain, Nabi saw juga menyebutkan bagaimana Allah swt melimpahkan rahmat-Nya yang tak terbatas dan luas pada malam ini kepada mereka yang membutuhkan:

ا انت لَيْلَةُُ النِّصْفِ انَ ا لَيْلَهَا ا ارَهَا اللَّهَ لُ ا لِغُرُوبِ الشَّمْسِ لى اءِ الدُّنْيَا ل: لا لي له، لا ل

“Pada tanggal 15 Sya’ban, bangunlah untuk melaksanakan shalat tahajud di malam hari dan puasa di siang hari, karena Allah turun ke langit terdekat dari senja untuk bertanya: Apakah ada orang yang meminta pengampunan sehingga saya dapat memaafkannya? Apakah ada orang yang mencari perbekalan agar saya dapat memberikannya? Apakah ada orang yang menghadapi kesengsaraan sehingga saya dapat melindunginya? (dan seterusnya) Apakah ada orang ini dan itu’ sampai matahari terbit saat fajar”

(HR.Imam Ibnu Majah)

Kondisi kita saat ini sangat membutuhkan pertolongan untuk dunia dan akhirat. Doa atau permohonan merupakan hal esensial yang mengungkapkan bahasa dan sikap seorang hamba yang rendah hati kepada Tuhannya. 

3.  Berusaha mendekatkan diri kepada Allah swt dan beriman kepada Rahmat-Nya

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengajarkan dan menyemangati kita untuk selalu berjuang demi keridhaan dan cinta Allah. Dalam tradisi kenabian, ada hari atau waktu terbaik untuk mencari rahmat-Nya:

لِرَبِّكُمْ امِ اتٌ ا لَهُ، لَعَلَّهُ ا لَا ا ا

Sesungguhnya Tuhanmu menganugerahkan karunia yang disimpan pada hari-harimu, maka carilah itu. Bisa jadi salah satu dari kalian akan bernasib di atasnya dan oleh karena itu, tidak akan pernah lagi berada dalam kesengsaraan.

(HR.Imam At-Tabrani)

‘Waktu’ ini termasuk bulan Ramadhan, hari Arafah, sepertiga terakhir setiap malam dan waktu pemenuhan yang diberkahi (Waqt al-Istijabah) pada hari Jumat. Dalam hal ini adalah bulan Sya’ban, di mana amal kita dibangkitkan kepada Allah swt dan khususnya pada tanggal 15 Sya’ban seperti yang disebutkan di atas. 

Saat kita melihat ke dalam Hadis ini, kita akan menemukan bahwa ada banyak hari atau waktu yang diberkati dan itu tidak hanya datang setiap tahun; beberapa bahkan setiap hari. Mengingat kekurangan kita yang tak terhitung, memang, rahmat Allah terlalu luas untuk dipahami.

Yang penting bagi kita adalah untuk tidak pernah menyerah pada belas kasihan-Nya. Berdoalah agar diberikan kekuatan, perhatikan kata-kata bijak dari orang-orang di sekitar kita dan mohon kepada Allah agar diberikan kemudahan dalam menjalankan kewajiban kita. 

Ulama kita telah mengingatkan kita untuk memperbanyak amalan ibadah seperti taubat di bulan Sya’ban ini, sebagaimana telah dicontohkan dengan indah oleh Nabi kita tercinta, dengan harapan dapat memaksimalkan amal ibadah kita di bulan Ramadhan.

Meski Ramadhan kali ini tidak memberikan kita kesempatan seluas-luasnya untuk menjalankan ibadah seperti tahun-tahun sebelumnya, masih ada harapan dan kesempatan lain untuk kita fokuskan. Janganlah kita menunggu Ramadhan untuk mulai berjuang untuk mendapatkan rahmat-Nya.

Ini adalah peringatan untuk kita dan orang lain, dan Allah tahu yang terbaik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kesehatan

Filter vacuum cleaner adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam menjaga kualitas udara di rumah Anda. Terlepas dari merek vacuum cleaner yang Anda miliki, merawat filter dengan baik akan…

Lifestyle

Jakarta, sebagai pusat bisnis dan keuangan di Indonesia, menyajikan berbagai peluang karir yang menarik bagi para pencari kerja. Informasi lowongan pekerjaan di Jakarta menjadi sangat penting bagi mereka yang ingin…

Berita

Dalam era digital ini, mencari informasi seputaran lowongan kerja telah menjadi lebih mudah berkat kemajuan teknologi. Bagi para pencari kerja di Aceh, mendapatkan info loker di Aceh dapat dilakukan dengan…