gawoh.com – Banyak negara dalam Kelompok 20 ekonomi utama mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menyerukannya untuk mengakhiri perang selama pembicaraan tingkat menteri di Indonesia, kata tuan rumah dalam pernyataan penutupannya pada Minggu pagi 17 Juli 2022.
Tetapi negara-negara Barat menekan Rusia atas serangan militer, menuduh Moskow mengirimkan gelombang kejutan melalui ekonomi global dan teknokratnya terlibat dalam dugaan kejahatan perang yang dilakukan selama invasi.
“Banyak anggota sepakat bahwa pemulihan ekonomi global telah melambat dan menghadapi kemunduran besar akibat perang Rusia dan Ukraina, yang dikecam keras, dan menyerukan diakhirinya perang,” kata Indonesia pada deklarasi tersebut.
Jakarta, yang telah menyeimbangkan sikap kebijakan luar negerinya yang netral dengan menjadi tuan rumah KTT G20 pada November, mengganti komunike bersama dengan pernyataan ketua 14 paragraf yang tidak termasuk dalam panji forum dan memasukkan dua bagian tentang perbedaan anggota.
“Salah satu anggota menyatakan pandangan bahwa sanksi menambah tantangan yang ada,” katanya, dalam referensi yang jelas ke Rusia, yang telah membantah menyalahkan atas hambatan ekonomi global saat ini.
Juga tidak ada konsensus di seluruh G20 tentang krisis pangan global yang diperburuk oleh invasi Rusia, yang mengancam akan membuat jutaan orang di negara-negara berkembang berisiko kelaparan.
“Mayoritas anggota sepakat bahwa ada peningkatan kerawanan pangan dan energi yang mengkhawatirkan,” kata Indonesia.
“Banyak anggota siap untuk mengambil tindakan kolektif yang cepat.”
Kegagalan untuk mengamankan komunike bersama terjadi seminggu setelah Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov keluar dari pembicaraan G20 di Bali atas kritik terhadap Moskow.
Rusia hanya mengirim wakil menteri ke pembicaraan keuangan, dengan menteri keuangannya berpartisipasi secara virtual.
Di bidang lain, semua anggota menegaskan kembali komitmen mereka untuk menerapkan perubahan aturan pajak internasional yang mulai berlaku pada 2024, mengoordinasikan kebijakan untuk mengendalikan pandemi COVID-19, dan mengatasi kenaikan inflasi dan perubahan iklim.