Lifestyle

Penemuan Jejak Manusia Prasejarah di Gua Mololo, Raja Ampat, Usia 55.000 Tahun

185
×

Penemuan Jejak Manusia Prasejarah di Gua Mololo, Raja Ampat, Usia 55.000 Tahun

Sebarkan artikel ini

Penemuan arkeologi terbaru di Gua Mololo, yang terletak di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, telah mengungkapkan jejak kehidupan manusia prasejarah yang hidup lebih dari 55.000 tahun yang lalu. Penemuan ini memberi wawasan baru tentang migrasi manusia dan adaptasi mereka di lingkungan tropis yang keras.

Gua Mololo, yang memiliki arti “tempat bertemunya arus”, menyimpan banyak artefak penting, seperti alat-alat dari resin pohon dan tulang hewan, yang mengindikasikan bagaimana manusia prasejarah bertahan hidup di wilayah tersebut. Penemuan ini semakin memperkuat teori bahwa manusia pertama kali memasuki wilayah Pasifik melalui rute utara, sebelum menyebar ke wilayah-wilayah lainnya.

Para arkeolog yang melakukan penelitian di situs ini menemukan lapisan artefak yang memperlihatkan kemampuan manusia purba dalam beradaptasi dengan lingkungan ekstrem. Salah satu penemuan penting adalah penggunaan resin pohon sebagai alat teknologi sederhana, yang dianggap sebagai salah satu bentuk teknologi tertua di luar Afrika.

Selain itu, studi ini membuka diskusi baru tentang cara manusia prasejarah bertahan hidup di lingkungan yang sumber daya alamnya terbatas. Mereka mengembangkan keterampilan berburu dan mengumpulkan makanan dari hutan hujan yang lebat, serta memanfaatkan kekayaan laut di sekitar pulau-pulau tropis Raja Ampat.

Namun, penelitian arkeologi di Papua Barat sering kali terhambat oleh masalah politik dan sosial di kawasan tersebut. Meski demikian, penemuan ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang jalur migrasi manusia menuju Pasifik dan pentingnya Kepulauan Raja Ampat dalam sejarah peradaban manusia.

Para arkeolog berharap penelitian lanjutan di Gua Mololo akan mengungkap lebih banyak informasi terkait adaptasi manusia terhadap perubahan iklim dan lingkungan, serta bagaimana mereka berkontribusi terhadap perkembangan peradaban di kawasan Pasifik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *