Pendidikan

Tandusnya Budaya Membaca di Indonesia

901
×

Tandusnya Budaya Membaca di Indonesia

Sebarkan artikel ini

gawoh.com – Membaca merupakan aspek penting dalam kehidupan. Dari membaca kita mendapat beberapa manfaat, seperti mengasah daya ingat, menambah pengetahuan, dan meningkatkan fokus konsentrasi.

Para ahlipun setuju bahwa membaca merupakan hal penting dan dapat memiliki dampak yang sangat bagus untuk manusia.

Di Indonesia sendiri minat baca masyarakatnya sangat memprihatinkan, hanya 0,001%.

Artinya dari 1.000 orang di Indonesia hanya 1 orang saja yang rajin membaca. Lemahnya budaya membaca di Indonesia ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, belum ada kebiasaan membaca sejak dini, fasilitas pendidikan yang masih minim, kurangnya produksi buku di Indonesia, dan adanya anggapan jika membaca hanya untuk golongan yang bergelut di bidang pendidikan saja.

Apalagi di era globalisasi sekarang ini dimana terjadi perkembangan teknologi yang pesat.

Yang mana saat budaya membaca belum terbangun dengan kokoh sudah di masuki oleh teknologi, akibatnya budaya membaca di Indonesia yang masih awam tergerus oleh budaya teknologi, karena budaya teknologi ini berisi sesuatu yang menyenangkan dan menghibur sedangkan budaya membaca membutuhkan keseriusan dan ketekunan sehingga kian ditinggalkan. 

Seharusnya setiap individu terutama pelajar, mahasiswa, maupun masyarakat luas menyadari pentingnya budaya gemar membaca.

Contoh penerapan budaya itu dapat diwujudkan melalui perilaku nyata dikehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekolah, kampus, maupun lingkungan masyarakat, seperti mulai membaca dari hal yang disukai, konsisten, menentukan waktu ternyaman untuk membaca, menanamkan pemikiran bahwa dengan membaca dapat menambah pengetahuan, dan mengunjungi perpustakaan. 

Karena sejatinya membaca merupakan suatu kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa dipandang melalui usia, jenis kelamin, status ekonomi dan yang lainnya.

Khususnya bagi mahasiswa yang sudah seharusnya menjadi suatu rutinitas dan wajib dilakukan. Sebab membaca dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun berada, serta yang mau untuk melakukannya. 

Sekarang ini mahasiswa telah terpengaruh pada budaya-budaya yang dapat memicu terkikis identitasnya, seperti yang kita tahu peran mahasiswa adalah calon-calon pemimpin bangsa dan yang kelak akan mengendalikan kepemimpinan di Indonesia ini.

Sedangkan jika kita lihat sekarang ini sebagian mahasiswa kurang menyadari arti pentingnya membaca dan lebih memilih melakukan kegiatan lain selain membaca.

Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar waktu yang dimiliki  mahasiswa terbuang sia-sia hanya untuk kegiatan yang kurang bermanfaat seperti, menonton televisi, scroll sosmed, menonton film di bioskop, nongkrong, shopping.

Hal-hal tersebut dapat menyebabkan tergesernya budaya membaca di kalangan akademis itu sendiri.

Membaca bukan hanya sekedar suatu keterampilan tetapi lebih dari itu membaca adalah sebuah kegiatan kreatif, dengan membaca seseorang secara intelektual berguru kepada warisan pengarang masa lalu untuk membentuk dunianya pada masa mendatang melalui ungkapan-ungkapan yang sejalan dengan  perkembangan zaman.

Membaca juga merupakan suatu kegiatan menafsir makna dari kata yang tidak hanya pasti tetapi juga suatu kata yang tersirat.

Terdapat sejumlah tanda-tanda baca yang harus di pamahami sebagai sarana untuk mengetahui makna, yang bila dijabarkan memunculkan pemahaman baru dan kesimpulan-kesimpulan lainnya.

Budaya membaca merupakan suatu hal yang mendasar dalam mencapai kemajuan penghidupan dan ketinggian budaya seseorang.

Dilihat dari aktifitas literasinya kita dapat menilai apakah seseorang berpengetahuan luas dan memiliki peradaban tinggi, sedang, ataupun primitif, semakin tinggi aktifitas membacanya dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi pula tingkat pemahaman tentang pengetahuannya.

Melalui kegiatan membaca orang dapat mengembangkan diri dalam bidangnya masing-masing secara maksimal serta dapat mengikuti perkembangan yang terjadi, jadi dengan membaca di era serba informsi ini merupakan modal utama bagi siapapun yang hendak meningkatkan kemampuannya. 

Sistem pengajaran yang diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan pada semua jenjang belum mendorong budaya membaca di kalangan anak didik.

Salah satu unsur penunjang yang penting dalam dunia pendidikan adalah keberadaan sebuah perpustakaan, dengan adanya sebuah perpustakaan sebagai fasilitas penyedia kegiatan budaya membaca yang dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan akademik dan manfaatnya dapat dirasakan oleh peserta didik maupun masyarakat sekitar.

Salah satu tujuan utama penyelenggaraan kegiatan belajar di perguruan tinggi adalah untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas bukan hanya sekedar memenuhi jumlah minimal SKS yang dibebankan kemudian mendapat gelar dan ijazah akademik atau profesi.

Seseorang akan dikatakan berkualitas apabila ia mempunyai wawasan pengetahuan yang luas dan mendalam serta tanggap atau mengetahui terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Seorang mahasiswa harus mempunyai strategi tertentu dalam memanfaatkan waktu untuk belajar semaksimal mungkin dengan memprediksi kedepannya sekitar lima sampai enam tahun saat akan meninggalkan perguruan tinggi dan penerapan ilmu di lapangan.

Sebagai ciri khas dari mahasiswa yaitu belajar mandiri yang berarti membutuhkan inisiatif dari diri sendiri untuk belajar aktif dengan memanfaatkan waktu senggang dengan membaca di perpustakaan.

Perpustakaan sangat penting untuk mengasah kenampuan analisis dan pendalaman materi kuliah dengan bahan pustaka yang beraneka ragam jenisnya.

Hal ini disarankan agar mahasiswa tidak membatasi diri dan dapat membaca buku sebanyak mungkin yang harus dibaca, baik buku yang dianjurkan dosen maupun buku lain yang tidak dianjurkan oleh dosen karena dengan membaca dapat memperluas wawasan kita tentang pengetahuan.

Jadi agar dapat mengembangkan budaya membaca ini, khususnya di kalangan anak didik maka dibutuhkan peran dari semua pihak untuk menjelaskan pentingnya budaya membaca.

Yang mana tidak cukup hanya bergantung pada lembaga pendidikan baik formal, nonformal ataupun informal, karena seperti yang kita ketahui kondisi lembaga pendidikan di Indonesia masih belum cukup untuk mendorong budaya membaca di kalangan anak didik.

Dalam hal ini peran keluarga juga dibutuhkan, karena orang tualah yang pertama harus menumbuhkan minat membaca pada anak sejak dini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *